Invert Pro

Site Proudly.

Saya adalah seorang mahasiswi STIKES dr. Soebandi Jember.

MULAIGabung

Rabu, 28 Desember 2016

MAKALAH BRONKIEKTASIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten atau irrevesibel. Kelainan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis, otot polos brokus, tulang rawan dan pembuluh-pembuluh darah. Brokus yang terkena umumnya adalah bronkus ukuran sedang (medium size), sedangkan bronkus besar umumnya jarang.(Rahmatullah, P.2009)
Bronkiektasis pertama kali dijelaskan oleh Leannec pada 1819, adalah suatu keadaan dilatasi abnormal dari bronkus dan bronkiolus yang berkaitan dengan infeksi dan inflamasi saluran napas yang berulang.( Rademacher, J., & Welte, T. 2011).
Peran tenaga medis kususnya fisioterapi mempunyai peran penting dalam mengatasi permasalahan fisik dan kemampuan fungsional serta mencegah 3 permasalahan yang mungkin muncul pada penderita bronkiektasis. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah terapi latihan berupa breathing exercise, mobilisasi thorak, postural drainage, latihan batuk efektif, dan massage sesuai dengan kondisi pasien yang akan penulis bahas lebih lanjut dalam karya tulis ini.(Rahmatullah, 2009)



1.2    Rumusan Masalah
1.2.1   Apa definisi dari bronkiektasis?
1.2.2   Apa epidemiologi dari bronkiektasis?
1.2.3   Apa etiologi dari bronkiekstasis?
1.2.4   Apa manifestasi klinis dari bronkiekstasis?
1.2.5   Apa patofisiologi dari bronkiekstasis?
1.2.6   Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari bronkiekstasis?
1.2.7   Bagaimana penatalaksanaan umum dari bronkiekstasis?
1.2.8   Bagaimana pencegahan dari bronkiekstasis?

1.3    Tujuan
1.3.1   Untuk mengetahui definisidari bronkiektasis
1.3.2   Untuk mengetahui epidemiologi dari bronkiektasis
1.3.3   Untuk mengetahui etiologi dari bronkiekstasis
1.3.4   Untuk mengetahui manifestasi klinis dari bronkiektasis
1.3.5   Untuk mengetahui patofisiologi dari bronkiektasis
1.3.6   Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari bronkiektasis
1.3.7   Untuk mengetahui penatalaksanaan umum dari bronkiektasis
1.3.8   Untuk mengetahui pencegahan dari bronkiektasis

1.4    Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita akan apa itu bronkiektasis dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bronkiektasis



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi bronkiektasis
Bronkiektesis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muskular dinding bronkus. Bronkiektasis diklasifikasikan dalam bronkiektasis silindris,fusifrom,dan kistik atau sakula.
Bronkiektasis adalah kelainan yang menyebabkan perubahan dalam dinding bronkus berupa dekstruksi elemen-elemen elastic, otot-otot polos bronkus,tulang rawan dan pembuluh darah. Ditandai dengan adanya dilatasi(ektsi) dan distorsi brokus local yang bersifat patofisiologis dan berjalan kronik, persisten atau ireversibel. Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil(medium size), sedangkan bronkus besar jarang.(Maitra, A., & Kumar, V,2007)

2.2  Epidemiologi
Di negeri-negeri barat, kekerapan bronkiektasis diperkirakan sebanyak 1,3 % di antara populasi. Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti sesudah dapat ditekannya frekuensi kasus-kasus infeksi paru dengan pengobatan memakai antibiotik.
Di Indonesia belum ada laporan tentang angka-angka yang pasti mengenai penyakit ini. Kenyataannya penyakit ini cukup sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki maupun wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai sejak anak-anak, bahkan dapat merupakan kelainan kongenital
(Rademacher, J., & Welte, T,2011)



2.3  Etiologi
Bronkiekstasis biasanya didapat pada masa anak-anak. Kerusakan bronkus pada penyakit ini hampir selalu disebabkan oleh infeksi. Penyebab infeksi tersering adalah H. Influelza dan P. Aeruginosa. Infeksi oleh bakteri lain, seperti klebsiela dan stapphylococus Aureus disebabkan oleh absen atau terlambatnya pemberian atibiotik pada pengobatan pneumonia. Bronkiektasis ditemukan pula pada pasien dengan infeksi HIV atau virus lainnya, seperti adenovirus atau virus influenza.( (Daviskas, E.,2010)
Faktor penyebab noninfeksi yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah paparan substansi toksik, misalnya terhirup gas toksik(amonia,aspirasi asam dari cairan lambung dan lain-lain). Kemungkinan adanya faktor imun yang terlibat belum diketahui dengan pasti karena bronkiektasis dapat ditemukan pula pada pasien kolitis ulseratif,reumathoid atritis,dan sindrom sjorgen.( (Daviskas, E.,2010)
Faktor predisposisi terjadinya bronkiektesis dapat dibagi menjadi tiga,yaitu:
1.    Kekurangan mekanisme pertahanan yang didapat atau kongenital, biasanya kelainan imunologi berupa kekurangan globulin gamma atau kelainan imunitas selular atau kekurangan alfa-1 antritipsin
2.    Kelainan struktur konginital seperti fibrosis kistik, sindrom kartagener, kekurangan kartilago bronkus,dan kifoskoliosis kongenital
3.    Penyakit paru primer seperti tumor paru,benda asing, atau tuberkolosis paru
(Daviskas, E.,2010)

2.4  Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari bronkiekstasis adalah :
1.      Batuk kronik dan produksi sputum purulen kehitaman dan berbau busuk
2.      Batuk semakin berat kalau pasien berubah posisi
3.      Jumlah sputum yang dikeluarkan bergantung stadium penyakit, tetapi pada stadium yang berat dapat mencapai 200 ml sehari
4.      Hemoptisis sering terjadi biasanya berupa sputum yang mengandung darah (50-70% kasus dan dapat disebabkan oleh perdarahan mukosa yang rapuh atau adanya inflamasi)
5.      Pneumonia berat. Sesak napas, sianosis
6.      Clubbing finger, terjadi akibat insufisiensi pernafasan.
7.      Asimptomatik pada beberapa kasus
(Alsagaff, H., & Mukty, A,2006)




Tingkat Beratnya penyakit:
1.    Bronkiekstasis ringan
Batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam (ada infeksi sekunder), produksi nsputum terjadi dengan adanya perubahan posisi tubuh, biasanya ada hemoptisis sangat ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru normal. Foto dada normal.
2.    Bronkiektasis sedang
Batuk produktif terjadi setiap saat, sputum timbul setiap saat (umumnya warna hijau dan jarang mukoid, serta bau mulut busuk), hemotisis, tampak sehat dan fungsi paru normal, jarang terdapat jari tabuh, ronki basah kasar, foto dada bisa dikatakan normal.
3.    Bronkiektasis berat
Batuk produktif dengan sputum banyak berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukan jari tabuh, jika ada obstruksi saluran napas dapat ditemukan dispnea, sianosis atau tanda kegagal paru. Keadaan umum kurang baik, ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata dan sebagainya. Mudah timbul pneumonia, septicemia, abses metastasis, terkadang terjadi amilodosis, ronki basah kasar pada daerah yang terkena, fotop dada ditemukan kelainan:1). Penambahan bronchovaskular making, 2). Multiple cyst containning fluid levels 9honey comb appea-rance)
(Alsagaff, H., & Mukty, A,2006)

2.5  Patofisiologi
Bronkoektasis terjadi karena tiga hal,yaitu terjadi karena penyakit paru primer(tumor paru,benda asing,TB paru),kelainan struktur congenital(fibrosis kistik,sindroma kartagener,kurangnya kartilago bronkus),dan kekurangan mekanisme pertahanan yang di dapat congenital(ig gama antitriptin alfa I). Bronkoektasis yang di sebabkan oleh penyakit paru primer awal mulanya terjadi obstruksi saluran nafas,yang menyebabkan atelektasis(penyerapan udara di parenchim dan sekitarnya tersumbat,sehingga menyebabkan ketidakefektifan pola nafas,atelektasis yang tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan tekanan intra pleura lebih negatif dari atmosfer,ketika brokus dilatasi,maka akan terjadi pengumpulan sekret,infeksi sekunder dan terjadi siklus,sehingga mudah terjadi infeksi.Brokoektasis yang terjadi karena kelainan struktur congenital mengakibatkan terkumpulnya sekret,sehingga kuman berkembang dan infeksi pada dinding brokus,mengakibatkan peningkatan suhu tubuh,sehingga menyebabkan hipertermi,kuman yang berkembang juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan otot dan elastin,kerusakan bronkus yang menetap,akan mengakibatkan kemampuan bronkus untuk kontraksi bekurang dan selama ekspirasi menghilang. Bronkoektasi yang terjadi karena kekurangan mekanisme pertahanan yang di dapat congenital mengkibatkan pnumoni yang berulang,jika pnumoni tidak teratasi,mengakibatkan kerusakan permanen pada dinding bronkus,ketika kerusakan permanen pada dinding bronkus terjadi akan mengakibatkan ketidakefektifan batuk yang menyebabkan kemampuan mengeluarkan sekret menurun,sehingga menyebabkan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.(Alsagaff, H., & Mukty, A,2006)
2.6  Pemeriksaan diagnostik
2.6.1  Pemeriksaan laboratorium
-Pemeriksaan darah tepi
Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang ditemukan adanya leukositosis yang menunjukkan adanya supurasi aktif dan anemia yang menunjukkan adanya infeksi menahun.
-Pemeriksaan urine
Ditemukan dalam batas normal, kadang ditemukan adanya proteinuria yang bermakna dan disebabkan oleh amiloidosis. Namun imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal kadang bisa meningkat atau menurun.
2.6.2  Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum meliputi volume dan warna sputum serta sel-sel dan bakteri yang ada dalam sputum. Bila terdapat infeksi maka volume sputum akan meningkat dan menjadi purulen serta mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakkan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring seperti Streptokokus pneumoniae, Hemofilus influenza, Staphylococcus aureus, Kleibsiela, Aerobacter, Amoeba proteus, dan Pseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk berarti menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.
2.6.3  Pemeriksaan Radiologi Thoraks Foto (AP dan Lateral)
Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok, kadang-kadang ada gambaran sarang tawon (honey comb structure) serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri karena mempunyai diameter yang lebih kecil daripada paru kanan dan letaknya menyilang di mediastinum, segmen lingual lobus atas kiri, dan lobus medius paru kanan.
Pada klien dengan TB paru, gambaran bronkhiektasis dapat berbentuk sakular atau silindris, dan dapat ditemukan pada lobus atau segmen yang mengalami gangguan. Kadang-kadang, kelainn ini juga ditemukan pada daerah yang kurang nyata mengalami gangguan. Diduga bronkhiektasis yang terjadi pada TB paru dapat ditetapkan berdasarkan pada hal ini di mana tidak ada kecurigaan dari Rontgen thoraks yang menyangkut atas keterlibatan parenkrin paru.
      



2.6.4         Pemeriksaan Bronkhogram
Bronkhogram tidak rutin dikerjakan, tetapi bila ada indikasi dilakukan untuk mengevaluasi  klien yang akan dioperasi, yaitu klien dengan pneumonia yang terbatas pada suatu tempat dan berulang serta tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif atau klien dengan hemoptisis yang masif. Bronkhogram diiakukan pada kondisi klien yang sudah stabil setelah pemberian antibiotik dan postural drainase yang adekuat sehingga bronkhus bersih dari sekret.
(Alsagaff, 2006).

2.7  Penatalaksanaan umum
Tujuan pengobatan adalah memperbaiki drainage sekret dan mengobati infeksi.Penatalaksanaan meliputi:
1)    Pengendalian infeksi akut maupun kronik : pemberian antibiotik dengan spekrum luas ( Ampisilin , Kontrimpksasol , Amoksilin ) selama 5-7 hari.
2)    Fisioterapi dada
3)    Drainage postural dengan teknik eksprasi paksa untuk mengeluarkan sekret
4)    Bronkodilator
5)    Aerosal dengan garam faali atau beta agonis
6)    Hidrasi yang adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat pelembab serta nebulizer untuk melembabkan sekret
7)    Kontrikosteroid bila ada Bronchospasme yang hebat
(Rahmatullah, P.,2009)
2.8  Pencegahan
1.  Makan makanan yang bergizi sehingga meningkatkan kekebalan tubuh
2.  Hindari paparan dengan asap rokok dan zat toksik  lainnya yang dapat
terhirup
3.  Ketahui tanda dan gejala penyakit dan cara penanganan pertamanya
4.  Konsultasikan dengan dokter jika gejala semakin parah
5.  Teratur dalam pengobatan ( mengurangi timbulnya bronkiektasis ) dan
biasakan hidup bersih dan sehat
6.  Vaksinasi dan istirahat yang cukup
(Alsagaff, 2006).





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bronkiektasis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus local yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten, ireversibel dan disebabkan oleh perubahan pada dinding bronkus. Bronkiektasis dapat menyebabkan komplikasi gagal nafas yang merupakan penyebab kematian pada negara berkembang. Bronkiektasis merupakan penyakit yang sampai sekarang belum diketahui secara jelas, bisa berupa kongenital ataupun didapat. Manifestasi klinis tersering adalah batuk, hemoptisis, dispnea, dan demam berulang. CT scan resolusi tinggi merupakan golden standard untuk membantu menegakkan diagnosis bronkiektasis. Perbaikan drainase dan pengontrolan infeksi dengan pengunaan antibiotik merupakan terapi umum yang diberikan kepada penderitsa bronkiektasis, selain setelahnya dilakukan juga terapi simptomatik dan pembedahan. (Alsagaff, H., & Mukty, A,2006)

3.2  Saran
Dari pengertian di atas dapat diketahui apa itu bronkiektasis, penyebab, tanda dan gejala, bagaimana cara penatalaksanaan serta tindakan keperawatan yang bisa dilakukan, oleh karena itu individu yang mengalami bronkiektasis atau mengalami tanda dan gejala dari bronkiektasis segera melakukan tindakan lanjut, yaitu dengan datang kedokter maupun rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya, dan juga untuk mendapatkan penyuluhan keesehatan tentang bronkiektasis.Dalam makalah kami ini mungkin terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dari semua dosen pengajar dan teman-teman yang membangun kami untuk lebih baik kedepannya.Amin.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Rahmatullah, P. 2009. Bronkiektasis. In E. :. Suyono, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga (pp. 861-871). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2.      Rademacher, J., & Welte, T. (2011). Bronchiectasis-Diagnosis and Treatment. Deutsches Ärzteblatt International.
3.      Maitra, A., & Kumar, V. (2007). Paru dan Saluran Napas Atas. In V. Kumar, R. Cotran, & S. Robbins, Buku Ajar Patologi Robbins. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4.      Daviskas, E. (2010). Pathogenesis and Diagnosis of Bronchiectasis. Melbourne: Dept of Respiratory and Sleep Medicine, Monash Medical Centre.
5.      Alsagaff, H., & Mukty, A. (2006). Bronkiektasis, Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga.
6.      Heather herdman, T. 2015. NANDA International Inc. Nursing diagnoses:definitions 2015-2017,10th edition edisi bahasa indonesia: penerbit buku kedokteran EGC
7.      Bulechek, Gloria M. 2013. Nursing interventions classification(NIC) edisi bahasa Indonesia: Elsevier
8.      Moorhead, Sue. 2013. Nursing outcomes classification(NOC) edisi bahasa indonesia: Elsevier.

Kamis, 10 Desember 2015

DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN PASIEN

DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN PASIEN

                         

Fase Prainteraksi

Pada Rumah sakit  X di kamar Y terdapat seorang pasien yang bernama Odilia Dewi dacosta  umur 21 tahun dimana ia sekarang sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu Universitas swasta yang berada di daerah Z, di rumah sakit tersebut ia ditemani oleh ibunya yang bernama Rika, dimana Odilia tersebut sedang menjalani perawatan luka paca kecelakaan, disana dia dirawat oleh Ns.Risty



Fase Orientasi

Pagi hari pukul 07.30 ..

Perawat      : “Selamat pagi... “(tersenyum)

Keluarga     : “ ia selamat pagi mbak..”(tersenyum) 

Perawat      : “ Permisi ibu.. apa betul ibu ini, keluarga dari pasien atas nama sdr.odilia dewi dacosta”..

Keluarga    : “Iya benar, saya ibu dari Sdr.odilia dewi dacosta ”

Perawat      : “emmm baik kalau gitu saya akan memeriksa sdr,odilia dewi dacosta, sebelumnya apakah    sdr.odilia dewi dacosta  sering mengeluhkan sesuatu di ibu....?

 Keluarga    :”selama saya disini anak saya tidak mengeluhkan sesuatu di saya, mungkin lebih jelasnya lagi mbak bisa langsung meriksa keadaan anak saya.

 Perawat      : “ohh, baaik lah ibu klaw begitu saya akan langsung memeriksa keadaan anak ibu sekarang.

Keluarga    :”ia silahkan”

 Perawat      : Permisi  “ selamat pagi Mbak ..”(tersenyum)

 Pasien         : “ ia selamat pagi mbak ..”(tersenyum)

 Perawat      : “ perkenalkan Mbak nama saya risty dian puspita, saya mahasiswa dari STIKES dr. Soebandi, mulai pagi ini saya akan merawat mbak dari pukul 07.00 sampai 14.00 siang. Kalau boleh saya tau nama Mbak siapa? Dan senangnya dipanggil apa Mbak ?”

 Pasien                   : “ iya salam kenal juga Mbak, nama saya odilia dewi dacosta, Mbak bisa panggil  saya dengan  panggilan mbak odel.”

 Perawat      : “baik mbk odel, bagaimana keadaan mbk odel sekarang? Apa yang mbak odel rasakan ?“

 Pasien                   : “sejak kecelakaan kemarin luka dibagian lutut saya masih agak sedikit nyeri mbak.”(menyentuh lutut dan merenung)

 Perawat        : “mm..” (menganggukkan kepala) ”iya mbakodel itu memang efek dari luka yang mbak odel alami,karena pada luka mbak odel terjadi respon peradangan.

 Pasien         : “apa itu berbahaya mbak?.”(sedikit cemas)

 Perawat      : “tidak mbak odel, peradangan itu merupakan gejala yang menguntungkan dan  merupakan pertahanan tubuh yang bekerja untuk menetralisir dan menghancurkan agen pencedera dalam persiapan penyembuhan luka.Jadi mbak odel tidak usah begitu khawatir.”(menjelaskan)

 Pasien         : “ohhh..begitu.”(sedikit lega)

 Perawat      : “iya mbak odel, baiklah saya permisi dulu, silakan mbak odel beristirahat kembali, nanti saya akan datang lagi sekitar jam 08.00 siang untuk melakukan tindakan perawatan luka,mengganti perban yang mebalut luka mbak odel dengan yang baru,tidak lama mbak odel kira-kira 5menit dan kita melakukannya disini saja, apakah mbak  odel bersedia?.”

 Pasien         : “iya mbak.”(menganggukkan kepala)

Perawat      :”mbak odel tenang saja,kerahasiaan tentang apa yang mbak odel alami juga tetap saya jaga,“

 Pasien         :iya mbak,terima kasih(merasa lega)

 Perawat      : “apabila mbak odel memerlukan bantuan saya silakan mbak panggil saya, selamat pagi.”(tersenyum)

 Pasien         : “iya, selamat pagi.”(tersenyum)

Keluarga     : (Masuk menghampiri pasien) “menanyakan keadaan anaknya”



Fase Kerja

 Tidak lama kemudian perawat menghampiri Pasien  kembali.

 Perawat      : “selamat pagi,?.”(tersenyum)

                   Mbak odel.

Pasien         : “pagi mbak.”(tersenyum)

Perawat      : “mbak odel, sesuai perjanjian yang telah disepakati tadi sekarang saya akan melakukan tindakan perawatan luka, apakah mbak odel bersedia?.”

 Pasien         : “iya saya bersedia mbak

 Perawat      : “baiklah saya akan menyiapkan alat-alatnya dahulu.”

Disaat perawat     melakukan tindakan perawatan  luka tiba-tiba pasien teriak kesakitan”disaat perawat membuka pebalut luka Pasien

Pasien         : “adooooohhhh.......sakitt”(dengan meringis kesakitan)

 Keluarga     : “tiba-tiba masuk dengan marah ke perawat untuk bekerja dengan hati”

Perawat      :terus bekrja sambil menjelaskan kepada pihak keluarga dan pasien (denagan tenang dan sabar)

 Setelah proses tindakan perawatan luka ..

 Fase Terminasi

 Perawat      : “mbak odel saya sudah selesai melakukan tindakan perawatan luka, dijaga kesehatannya ya mbak odel,semoga cepat sembuh.”(tersenyum)

Pasien         : “iya, terimah kasih mbak.”(tersenyum)

Perawat      : “sama-sama, selamat pagi sampai jumpa kembali!.”

Jangan lupa membereskan alkes dan cuci tangan,,,,,,,

Perawat      : menjelaskan kepada keluarga(dengan interaksi yamg baik)

 Keluarga     : menerima penjelasan perawat.

Perawat      : baik ibu saya permisi untuk kembali ke ruangan perawat dan nanti jika butuh bantuan bisa langsung hubungi saya di ruang perawat yang ada di sana (sambil menujuk ke arah ruangan perawat)

 Keluarga     : iya mbak( tersenyum)

Fase Dokumentasi


DOKUMEN DOCS:
 

Senin, 16 November 2015

Naruto Uzumaki

Naruto Uzumaki (うずまき ナルト Uzumaki Naruto?) adalah tokoh fiktif dari serial anime dan manga Naruto. Ia merupakan tokoh utama dalam serial ini. Ia digambarkan sebagai bocah berambut pirang dan bermata biru. Di pipinya ada semacam guratan yang mirip seperti kumis milik karakter Doraemon dalam manga Doraemon. Ia sering terlihat memakai jaket dan celana panjang berwarna jingga. Di dahinya ada ikat kepala berwarna biru dengan lambang desa kelahirannya.
Menurut cerita, Naruto adalah seorang ninja dari desa Konoha (Konohagakure), sebuah desa fiktif yang konon tersembunyi di antara rimbunnya dedaunan hutan. Sejak kecil ia ditinggal oleh kedua orang tuanya, sehingga ia tidak pernah merasakan bagaimana kasih sayang orang tua kepada anaknya. Dengan dukungan dari teman-teman dan guru-gurunya, Naruto tumbuh menjadi pemuda yang ceria, optimis, dan pemberani. Masashi Kishimoto, pengarang serial manga ini, dikutip dari wawancara terbaru dari Shonen Jump Amerika mengatakan bahwa kehidupannya seperti Naruto ketika dia seumuran dengannya.
10 Oktober adalah hari ulang tahun Naruto, dan merupakan Hari Olahraga dan Kesehatan ("Taiiku no hi" ) di Jepang(tempat dimana karakter ini dibuat), hari libur yang penuh dengan aktivitas olahraga dan fisik yang cocok untuk anak hiperaktif. Tetapi, hari itu dipindahkan ke Senin kedua bulan Oktober pada tahun 1999.

Abortus

APA RESIKO ABORSI ATAU EFEK SAMPING MENGGUGURKAN KANDUNGAN ..?

Menguggurkan kandungan atau aborsi sering diresepkan untuk wanita yang ingin mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan.Meskipun jarang, resiko aborsi dapat menyebabkan efek samping jangka pendek dan jangka panjang yang merugikan.
Obat aborsi

Sabtu, 14 November 2015